Kamis, 12 April 2012

DON'T JUDGE A BOOK BY ITS COVER

DON'T JUDGE A BOOK BY ITS COVER, h? but, to open the plastic wrap and read it before u decide whether or not u will buy a book is a crime, bayangkan, untuk memahami dan mempelajari sesuatu kita harusnya sudah lebih dulu menerima apa yang menjadi first impressionnya baru kemudian kita memberi kesempatan "benda itu" untuk memberikan kita gambaran lebih tentang siapa dirinya, contoh lainnya adalah dalam perusahaan, kalo dari kesan awalnya sudah "tidak-bisa-diterima", pelamar bahkan tidak bisa berharap dapat kesempatan untuk membuktikan bahwa, despite keliatan ga bisa dia bisa, first impression give birth to chance, bener kan? temen juga gitu, sekalipun kamu bilang "gapapa kok, dia jelek2 gini dia pinter banget sama baek banget" itu juga karena sebenarnya dia masih berada di ambang penerimaan kita saat pertama kali bertemu, memang ada juga sih keadaan dimana kita tahu kemampuan orang dulu sebelum menerima, tapi itu umumnya dari suatu yang tidak disengaja, kebetulan aja kita liat dia mampu melakukan apa yang kita harapkan (klo awalnya kita ga nerima), toko bukupun sebenernya bukan perang konten buku, tapi perang "kesan pertama" buku itu, entah itu dari covernya, dari siapa sih pengarangnya (yang ditentukan dari background orangnya, atau dari buku sebelumnya) dari rekomendasi, atau preview, semua itu membentuk perception kita, yang mempengaruhi kesan pertama kita terhadap suatu buku, seperti itu juga pada orang. Hmm gw juga tidak bilang kalo "Don't judge a book by its cover" itu salah, bukan salah, tapi kurang, bagaimana klo yang satu ini: DON'T JUDGE BOOK BY ITS COVER ONLY, BUT ALSO THE CONTENT, sekalipun kita melihat sisi dalam dari suatu barang atau keadaan, kita juga tidak melupakan kesan pertama dulu, atau dengan kata lain, proses Judging tidak hanya berhenti pada proses melihat "cover" namun juga ketika anda "membaca buku" itu, kurang tepat rasanya kalau ada orang yang terlalu terikat pada kesan pertama, tapi tidak mau menerima bahwa bagian dalamnya juga perlu untuk ditambahkan dalam pertimbangan, atau orang yang melupakan kesan pertama ketika melihat sisi lain dari orang ato benda itu, kita ga bisa melihat luar rumah secara jelas tanpa keluar dan tidak bisa melihat bagian dalam dengan jelas tanpa masuk ke dalam, well, walaupun ada juga orang atau benda yang bersifat seperti rumah kaca, sesuatu yang sangat transparan atau bahkan tanpa pembatas, tapi karena sebagian besar orang atau benda tidak begitu, maka melihat dari satu sisi selalu tidak cukup untuk mengenal secara penuh, well ini semua hasil pikiranku, mungkin ada yang salah atau berbeda, ya, ini pendapatku.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar